Senin, 31 Desember 2012

abici cargo c-15


Fe-26

Hasil modifikasi sepedaku
cargo bike

 di indonesia tidak ada , ini saya buat terinspirasi dari kompeni, alias negri belanda , kata dari pit/sepeda sendiri berasal dari bahasa belanda.
kalau disana namanya Bakfiets( kalau orang jawa bilang BAK itu wadah, Sdangkan FIETS sendiri ya...pit) alias sepeda barang serbaguna.




tahun 2012/2013



pekajangan 15












Sabtu, 20 Oktober 2012

Pak Kiai Dengan Tiga Hal

SEORANG lelaki sedang berjalan di tengah hutan belantara, tiba-tiba terdengar suara gemeresek yang makin lama makin keras dan makin mendekat. Sebelum melihat apa yang dia dengar tersebut, dia memutuskan berlari sekencangnya. Ternyata langkahnya betul, suara itu terus mengejar dengan cepatnya, dan ketika sempat menoleh – dia melihat singa besar yang siap menerkamnya.

Dipercepat larinya sekuat tenaga tetapi sang singa tidak kalah cepatnya. Karena tidak berfikir panjang asal lari saja sekuatnya, lelaki tersebut akhirnya terjerembab ke sumur tua. Beruntung dia sempat menangkap akar pohon yang bergelantungan, sehingga tidak langsung terjatuh ke dasar sumur.

Melihat ke atas di mulut sumur, dia melihat sang singa berputar-putar sambil menunjukkan gigi-giginya yang tajam siap menerkam – diapun  menoleh kebawah ingin mengetahui apa yang ada di bawah sana. Betapa terkejutnya dia karena yang ada di bawah sana, di dasar sumur – adalah seekor ular raksasa yang sudah membuka matanya sambil berusaha menegakkan tubuhnya untuk bisa mencaplok si lelaki.

Di tengah kepanikannya itu, dia masih bisa mendengar suara gemericit yang ternyata suara tikus-tikus yang sedang mengerati akar pohon yang dia pakai untuk bergantungan. Sebelum akar pohon putus dikerati tikus-tikus tersebut, si lelaki menjejakkan kakinya ke dinding sumur agar dia bisa terus bergerak dengan akar pohon dan tidak memberi kesempatan tikus untuk terus mengerati akar tersebut lebih jauh.

Ketika berayun ke kiri dan ke kanan inilah badan dan lengan si lelaki menyentuh dinding sumur yang lengket. Diamatinya apa yang lengket-lengket tersebut, diciumnya dan berbau harum. Penasaran dengan baunya, si lelaki mencoba menjilatnya dan ternyata terasa manis. Dia terus menikmati rasa manis tersebut sampai dia lupa apa yang ada di atas sana dan apa yang menunggunya di bawah.

Lelaki itu kemudian terbangun sambil terengah-engah, dia habis bermimpi buruk rupanya.

Penasaran dengan mimpi buruk itu, esok harinya dia berkonsultasi dengan Pak Kiai yang dia anggap bisa mentafsirkan mimpinya. Setelah menceritakan apa yang dia alami, Pak Kiai  kemudian memberikan  tafsirnya.

“Adapun singa itu adalah malaikat maut yang terus mengejarmu” katanya. “Sedangkan sumur dan ular-ular didalamnya adalah kuburmu”. Pak Kiai melanjutkan  “Akar pohon adalah usiamu”, dan dia kemudian menutup “Tikus-tikus itu adalah siang dan malam (waktu) yang akan terus menggerogoti usiamu sampai habis”.

Merasa masih ada satu yang belum ditafsirkan oleh Pak Kiai, si lelaki bertanya lagi : “Lha yang rasanya manis tadi apa Kiai ?”. Pak Kiai menjawab : “Itulah manisnya kehidupan, yang membuat engkau lupa adanya malaikat maut yang mengejarmu, lupa jatah usiamu yang semakin habis dan lupa pula adanya kuburan yang menantimu.”

Maka apapun yang kita rasakan dalam kehidupan kita ini, hendaklah kita tidak lupa akan adanya tiga hal yang tidak bisa kita elakkan tersebut yaitu malaikat maut yang terus mengincar, usia yang semakin habis dan kuburan yang menanti.*

Minggu, 09 September 2012

Tembok Ratapan Itu Kini Bernama FACEBOOK


Pernah mendengar tentang sebuah tempat di mana orang-orang menyampaikan keluhan-keluhannya, doa-doanya, harapan-harapannya, hingga semua hal yang ada di pikirannya, ia tumpahkan di tempat itu ? Pernah ? Saya tidak sedang membicarakan masjid. Tempat yang saya maksud ini adalah sebuah tembok. Bagaimana? Sudah tahu? Ya, tempat itu bernama Tembok Ratapan (Wailing Wall). Tembok Ratapan terletak di Palestina dan kini dicaplok oleh Israel. Terlepas dari kontroversi akar sejarahnya yang diklaim sebagai bagian dari Haikal Sulaiman atau pun indikasi kuatnya propaganda zionis untuk menguasai al-Aqsa dan legitimasi politik atas pendudukan mereka di Al-Aqsa, saat ini masyarakat internasional mengenalnya sebagai Tembok Ratapan. Tembok Ratapan adalah tempat yang dianggap penting dan suci oleh orang Yahudi. Awalnya ia hanya dikenal sebagai Tembok Barat, tetapi belakangan disebut "Tembok Ratapan" (Wailing Wall) karena di sana orang Yahudi berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain berdoa dan meratap, mereka juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. Mereka juga berdoa dan mengharapkan datangnya Messiah sang penyelamat. Tembok ratapan itu kini masih berdiri, dan masih banyak orang datang ke sana untuk berdoa dan meratap sekaligus menuliskan harapan-harapannya lalu menyelipkannya ke dinding-dinding tembok itu. Nah, kini ada sebuah tembok baru yang dibuat di luar tembok ratapan itu. Jika yang datangke tembok ratapan sebagian besar adalah orang-orang Yahudi, maka di tembok baru itu, yang datang meratap bukan saja orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang Muslim dan orang-orang umum. Mereka dengan leluasa meratap, mengeluarkan keluh kesahnya, menuliskan harapan-harapannya, dan menghaturkan doa-doanya. Bahkan, jika Tembok Ratapan di Palestina hanya sedikit pengunjungnya, itu pun tidak setiap hari, maka tembok yang baru ini selalu dipenuhi oleh pengunjung dari segala penjuru dunia tiap harinya. Bahkan ada yang setiap hari tidak pernah meninggalkan tembok baru ini saking khusyuknya ibadah mereka di tempat itu. Meski begitu, ia tidak pernah sesak, para pengunjungnya bisa dengan leluasa mengunjungi tembok-tembok itu. Bahkan, mereka diberikan kemudahan dengan dibebaskannya mereka membuat privatisasi pada sebagian tembok tertentu. Mereka bisa menuliskan harapannya, menyelipkan keluh kesah dan doa-doa panjangnya di dinding-dinding tembok itu, bahkan kini mereka juga dapat menyelipkan foto-foto diri mereka. Mereka juga dapat berinteraksi dengan pengunjung lain yang juga menjadi peratap di tembok itu. Kadang, mereka saling bertukar komentar atas keluhan, harapan, doa, atau sekadar celoteh kecil yang disisipkan di dinding mereka. Begitu mudah, begitu akrab, dan begitu alami… Ya.. tahukah kalian? Kini, tembok ratapan itu bernama Facebook. Di Facebook, kita mengenal istilah wall/dinding. Di sana kita biasa mencurahkan isi kepala kita, harapan, doa dan sebagainya. Secara konseptual, ini sama dengan konsep tembok ratapannya orang yahudi. Bedanya, tembok ratapan kita itu adalah tembok maya, sementara tembok ratapan orang Yahudi itu bersifat nyata. Ya, di sini kita bisa melihat bagaimana orang Yahudi itu mengamalkan ajaran agamanya, bahkan sampai di dunia maya. Bukankah pemilik dan penggagas facebook ini adalah orang Yahudi? Nah, selamat datang di era peribadatan virtual. Tetapi bukan itu saja, dinding-dinding itu kini memiliki banyak nama baru… ia bisa jadi MP, Twitter, dsb.. Namun, satu hal yang perlu diingat sebenarnya adalah, sebuah alat sejatinya bisa berguna sebaik ia bisa merugikan. Tergantung dari siapa yang memanfaatkan. Just be wise.. Islam itu rahmatan lil' alamin .

PERBEDAAN DEMOKRASI DENGAN SYARIAT ISLAM

Bisakah Islam bertemu dengan demokrasi barat? Apakah mereka sejalan? Atau apakah demokrasi barat mengambil konsep dari Islam? Atau sebaliknya Islam mengambil nilai nilai demokrasi yang telah berkembang di Yunani? Atau konsep nilai Islam telah berubah karena zaman sudah berubah pula, dan karena saat ini penduduk dunia semakin banyak hingga dibutuhkanlah sebuah sistem yang berguna untuk menyederhanakan dalam sistem pemerintahan, makanya kaum muslim bersedia menerima konsep demokrasi barat sebagai jalan keluar yang modern? Ada satu pertanyaan yang membuat berfikir berkali kali bagi penulis, kenapa barat (Amerika dan sekutunya) selalu mengirimkan pasukan perangnya bila ada suatu negara menolak sistem demokrasi barat? Dan kenapa amerika dan sekutunya tidak merasa perlu mengirimkan pasukan senjata perangnya bila suatu negara muslim sudah mengadopsi sistem demokrasi barat dalam pemerintahannya? Apakah demokrasi itu merupakan cara hidup kaum barat? Dan bila ada Negara muslim memakai sistem tersebut , kaum barat sudah merasakan negara muslim demokrasi tersebut sudah satu millah / din yang sama dengan mereka? Jadi tidak perlu berperang? Beribu ribu pertanyaan yang terngiang. Berikut disampaikan beberapa analisis pemikir Islam, semogahal hal tersebut terurai sedikit demi sedikit kenapa kita harus selalu memegang harta termahal kita yaitu Islam. Abul Ala Maududi dalam bukunya Human Right in Islam,terbitan The Islamic Foundation, London, menjelaskan perbedaan mendasar antar keduanya, Islam dan demokrasi barat. Dan ternyata tidak terdapat irisan dan titik singgung antar kedua sistem tersebut. Singkatnya, tidak ada penyandingan yang layak antar kedua sistem tersebut, tidak ada Islam demokrasi. Demokrasi barat didasarkan atas kedaulatan rakyat . Sedang Islam , kedaulatan hanya ada di tangan Allah, dan manusia /masyarakat hanyalah khalifah khalifah atau wakil wakilnya. Demokrasi barat , masyarakatlah yang membuat hukum hukum mereka sendiri. Sedang Islam, masyarakatnya harus tunduk pada hukum hukum Allah(syariat Allah) yang diberikanNya melalui rasulNya. Demokrasi barat , pemerintah memenuhi apapun kehendak rakyat. Sedang Islam , pemerintah dan rakyat yang membentuk pemerintahan, kedua duanya harus memenuhi kehendak dan tujuan Allah. Demokrasi Barat adalah semacam wewenang mutlak yang menjalankan kekuasaan kekuasaannya dengan cara bebas dan tidak terkontrol.Sedang Islam, adalah kepatuhan kepada hukum Allah, dan melaksanakan wewenangnya sesuai dengan perintah perintah Allah dan dalam batas batas yang telah digariskan oleh Nya. Sebagai melengkapi pemahaman demokrasi barat, menurut Muhammad Assad, dalam bukunya Minhaj Al Islamfi al Hukumi, konsep demokrasi asli yang dimiliki oleh bangsa yunani, Negara penemu sistem demokrasi berawal. Bagi bangsa yunani (kuno), istilah pemerintahan dari rakyat untuk rakyat , yang merupakan inti dari demokrasi, dimaksudkan sebagai suatu pemerintahan oligarchis , suatu pemerintahan yang dipegang oleh elite tertentu yang tidak mencakup seluruh rakyat. Di dalam negara negara yang pernah ada pada masa mereka, istilah rakyat berarti warga negara sejati yang merupakan penduduk yang dilahirkan secara merdeka yang lazimnya jumlahnya tidak lebih dari seper-sepuluh jumlah penduduk yang ada. Sedangkan sisanya yang Sembilan puluh persen itu terdiri dari budak budak dan hamba sahaya yang tidak diberi kesempatan melakukan aktifitas apapun selain pekerjaan pekerjaan fisik yang kasar, dan mereka , sekalipun tetap diwajibkan berpartisipasi dalam pertahanan negara, sama sekali tidak diberi hak dalam hal kewarga negaraan. Hanya warga negara sejati itu (yang hanya 10%) sajalah, yang memegang hak kebebasan aktif maupun pasif, yang dengan demikian seluruh kekuasaan politik berpusat sepenuhnya ditangan mereka. Sebuah sistem yang katanya menuntut persamaan , hak asasi manusia , tapi nyatanya persamaan dan hak asasi manusia itu semu dan hanya berlaku bagi warga negara khusus antara mereka saja. Sistem yang berlaku bila hanya kelompok yang mereka setujui saja yang memenangi pemilihan umum, dan tidak berlaku bila kelompok Islam yang memenangi pemilihan rakyat , lihatlah FIS di Aljazair, Lihatlah Hamas dipalestina… Sistem demokrasi adalah sebuah sistem jadi jadian mereka, jebakan politik, sistem yang menuruti sekehendak hawa nafsu dan syahwat kelompok borjuis saja, dan tidak berlaku bagi yang mereka anggap sebagai musuh bersama mereka. Semoga keterangan ini menjadi jelas adanya, dan di saat kehidupan akhir zaman ini, kedua sistem tersebut mengemuka dan menjadi pilihan bagi umat. nah sekarang kembali kepada anda, dalam kedua sistem tersebut, kembali ke anda sebagai manusia dan hamba Allah, yang kelak semua hal yang kita lakukan didunia ini akan diminta pertanggung jawaban di akherat kelak, so , mana yang anda yakini dan berniat berusaha untuk meninggikannya ? Semoga kita mengerti bahwa Islam itu adalah agama yang rahmatan lil ‘ alamin‏ (‎ Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia )‎‏َ

Jumat, 07 September 2012

Hikmah Dibalik Kekeringan

Lagi-lagi kekeringan. Sepertinya kekeringan di negeri ini telah menjadi rutinitas tahunan yang dihadapi masyarakat. Bagaimana tidak, setiap musim kemarau, sebagian besar wilayah di Indonesia dilanda kekeringan. Begitu juga sebaliknya, setiap musim hujan, sebagian besar wilayah Indonesia dilanda kebanjiran. Kondisi ini pada dasarnya tidak luput dari prilaku manusia. Jika kita mau kembali membuka kembali Alquran, tampak jelas bahwa bencana alam dan krisis lingkungan akibat dari ulah merusak sebagiandari umat manusia. Kerusakan lingkungan telahlama disinyalir dalam Quran.Dalam sebuah ayat Allah berfirman,”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagiandari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS Ar-Rum[30]:41). Ayat ini secara eksplisit menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi disebabkan ulah tangan manusia. Bencana yang datang silih berganti bukanfenomena alam. Akan tetapi karena prilaku merusak manusia sendiri yang telah merusak alam ciptaan Allah. Para pemikir Timur dan Barat kontemporer memandang masalah utama kerusakan parah Bumi akibat terjadinya pemisahan serius antara sains dan dari spiritualitas dan nilai-nilai moral. Para pemikir menilai krisis lingkungan yang terjadi dewasa ini menunjukkan bahwa sebagian besar negara-negara dunia dilanda problem nilai dan spiritualitas. Fritjof Capra memandang krisis lingkungan bermuarapada kesalahan cara pandang manusia modern terhadap alam semesta. Manusia modern pada umumnya masih menganut paradigma mekanistis dan reduksionistis terhadap alam semesta. Implikasinya, alam sebagai objek yang selalu diekspolitasi secara berlebih. Oleh karena itu, pandangan manusia harus diubah menuju paradigma yang holistik dan ekologis. Bahwa merusak alam dan lingkungan merupakan perbuatan dosa dan pelanggaran karena mengakibatkan gangguan keseimbangan di bumi. Ketiadaan keseimbangan itu, mengakibatkan siksaankepada manusia. Semakin banyak perusakan terhadap lingkungan, semakin besar pula dampakburuknya terhadap manusia, termasuk akan berdampak kepada manusiayang tidak berdosa disekitarnya. Dalam Islam sudah sangat terang bahwa bumi, alam, dan lingkungan diciptakan Allah SWT bukan tanpa arti.Penciptaan alam, lingkungan, bumi merupakan tanda keberadaan Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta. Sebagaimana firman Allah swt dalam Alquran bahwa terdapat tanda-tanda kebesaran-Nya di bumi ini. "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin,”(QS Adz-Dzariyat [51]:20). Dalam Alquran, Allah menyatakan bahwa alam diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Allah berfirman,”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir,”(QS Al-Jatsiyah [45}:13). Ayat inilah yang menjadi landasan teologis pembenaran Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Islam tidak melarang memanfaatkan alam, namun ada aturan mainnya. Manfaatkan alam dengan cara yang baik (bijak) dan manusia bertanggungjawabdalam melindungi alam dan lingkungannya serta larangan merusaknya. Manusia sebagai khalifah (wakil atau pengganti) Allah, salah satu kewajibanatau tugasnya adalah membuat bumi makmur. Ini menunjukkan bahwa kelestarian dan kerusakan alam berada di tangan manusia. Kini manusia harus lebih ramah terhadap alam semesta melebihi sebelumnya. Untuk mewujudkan kedamaian dankeseimbangan dengan lingkungan, manusia harus memiliki ikatan yang kokoh dengan pencipta alam semesta. Orang yang mematuhi aturan ilahi, maka ia juga memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia dan alam semesta. Merusak dan mencemari lingkungan menyebabkan terjadinya berbagai bencana seperi kekeringansaat ini. Untuk itu, Islam mengharamkan setiap tindakan yang merusak alam. Dalam Islam, kerusakan lingkungan jugamengakibatkan kerusakan sosial yang menyebabkan terjadinya perampasan terhadap hak jutaan orang. Saatnya menjaga kelestarian lingkungan.

Jumat, 17 Agustus 2012

MERDEKA (Bohong Besar)

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka pendjadjahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan perikeadilan. Dan perdjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakjat Indonesia kedepan pintu-gerbang Negara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan-luhur, supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia jang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia, dan untuk memadjukan kesedjahteraan umum, mentjerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, jang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia jang berkedaulatan Rakjat, dengan berdasar kepada: keTuhanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknja; menurut dan kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat-kebidjaksanaan dalam permusjarawaratan perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia. Djakarta,22-6-2605 Ir.Sukarno Drs.MohammadHatta Mr.A.A.Maramis AbikusnoTjokrosujoso Abdulkahar Muzakir H.A.Salim M rAchmad Subardjo Wachid Hasjim Mr Muhammad Yamin Inilah negeri mayoritas Muslim yang kemerdekaannya mereka perjuangkan, tapi setelah merdeka, umat mayoritas ini dikadalin dan ditipu, sehingga sistem Islam tidak berlaku, dan yang memimpinnya pun bukan dari kalangan Islam. Kasus penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta, menunjukkan sejak awal, sudah ada tirani minoritas di republik ini. Aha…minoritas menindas mayoritas. Mayoritas mengalah pada minoritas! Mr Sjafroeddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI di Bukittinggi, salah seorang tokoh Islam yang dipenjarakan Soekarno Mayoritas yang tak berdaya. Maka, setelah proklamasi 17 Agustus pun, wajar saja, negeri ini tidak benar-benar merdeka. Pihak asing tetap mengangkangi negeri ini. Kekayaan alam tetap dikuasai asing. Jadi, meski memiliki aset dan kekayaan alam yang melimpah, sebagian besar rakyatnya tetap miskin. Meski penjajahansecara fisik dari pihak asing sudah berlalu, tapi politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan sebagainya tetap dijajah. Keterlibatan pihak asing untuk memilih pemimpin negeri ini sulit dipungkiri. Tak boleh pemimpin Islam yang sebenarnya naik panggung memimpin negeri ini. Sebagian besar atau 90% lebih aset dan kekayaan alam negeri ini dikuasai pihak asing. Padahal dalam konstitusinya jelas-jelas disebut semua kekayaan alam negara ini dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pendidikan untuk rakyat hanya slogan kosong. Yang bisa sekolah dan menikmati pendidikan sampai jenjang tinggi tetap yang punya duit. Begitu pula dengan budaya sudah lama disusupi dan dikendalikanpihak asing. Media, khususnya televisi punya andil besar dalam mengubah perilaku umatIslam menjadi berkelakuan jahiliyah. Jadi, meski secara fisik sang penjajah tak ada di sini, tapi semua aspek kehidupan mereka kuasai dan kendalikan. Bisa dibilang proklamasi 17 Agustus hanyalah secarik kertas yang dibacakan Soekarno untuk menyatakan tak ada lagi penjajahan fisik. Anehnya, teks proklamasi yang sesungguhnya terdapat dalam Piagam Jakarta, tak dibacakan Soekarno, tapi malah dibuat lagi teks proklamasi yang ada coret-coretannya. Padahal sudah disiapkan teks proklamasi dalam Piagam Jakarta. Tampaksekali persekongkolan jahatnya. Ingin menafikan unsur PiagamJakarta dalam proklamasi kemerdekaan. banyak rakyat yang menderita lantaran tak bisa menikmati proklamasi yang dibacakan Soekarno itu, lantaran ulah para pengkhianat yang berkolaborasi dengan pihak asing untuk merampok ekonomi dan kekayaan alam negeri ini ? Jadi, merdeka apanya? Mana 'janji manis' Soekarno dalam waktu 6bulan akan memberlakukan sistem Islam di republik ini? Mereka takkan memenuhi janji-janji palsu itu, lantaran jika sistem Islam yang berlaku, mereka tak dapat lagi mengangkangi negeri ini. Rakyat akan benar-benar merdeka! Sebagian kalangan Islam, lantaran merasa dikadalin setelah tahu Islam tidak menjadi sistem bernegara dan bermasyarakat, maka mereka pun mengadakan perlawanan. Janji soekarno kepada tokoh-tokoh Masyumi kala itu dan air mata buaya Soekarno di depan Tengku Daoed Beureueh untuk memberlakukan sistem Islam 6 bulan ke depan pasca kemerdekaan adalah janji palsu yang membuat kalangan Islam menjadi berang ! Lantas, bagaimana"nasib janji manis Soekarno" dalam waktu enam bulan pasca kemerdekaan yang akan memberlakukan sistem Islam atau Piagam Jakarta yang memuat tujuh kata itu ? Mana janji manis soekarno ( BOHONG BESAR ).

Jumat, 10 Agustus 2012

ini adalah kisah dialog antara seorang guru dan murid tentang saripati pelajaran yang bisa dipetik oleh si murid selama bertahun-tahun belajar kepada sang guru. dialog ini bak ujian akhir kelulusan bagi si murid. bertindak sebagai guru dalam kisah ini adalah seorang ulama yang shalih, ahli ibadah dan zuhud di kota balkh, afgahnistan bernama syaqiq bin ibrahim al-balkhi. adapun murid yang sekian tahun belajar kepadanya adalah hatim al-asham bin unwan bin yusuf al-balkhi. syaqiq bin ibrahim al-balkhi bertanya, "sejak engkau menemaniku, ilmu apa saja yang telah engkau pelajari dariku? hatim bin unwan al-balkhi menjawab, "enam perkara. pertama , aku melihat orang-orang berada dalam keraguantentang urusan rizki mereka. maka aku pun bertawakal (berserah diri kepada allah setelah bekerja mencari nafkah) kepada allah semata, sebab allah ta'ala telah berfirman, {وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا} "dan tidak ada seekor binatang pun yang berjalan dimuka bumi melainkan allah-lahyang menanggung rizkinya." (qs. hud [11]: 6) kedua, aku melihat setiap orang memiliki teman akrab yang kepadanya ia menceritakan rahasianya dan mengadukan problem hidupnya. maka aku menjadikan amal kebaikan sebagai kawan akrabku agar ia menemaniku saat aku diadilioleh allah dan menyeberangi shirat bersamaku. ketiga, aku melihat setiap orang memiliki musuh. barangsiapa menggunjing diriku, maka ia bukan musuhku. barangsiapa yang mengambil sesuatu hak dariku, maka ia bukan musuhku. musuhku adalah orang yang jika aku sedang melakukan amal ketaatan, ia justru menyuruhku untuk bermaksiat kepada allah. dialah iblis dan bala tentaranya, maka aku memusuhi mereka dan memerangi mereka. keempat, aku melihat setiaporang dikejar-kejar oleh seorang pencari, yaitu malaikat kematian. maka aku menyiapkan diriku sepenuhnya untuk menyambutkehadirannya. kelima, aku melihat manusia.ternyata aku menyukai si a dan membenci si b. orang yang aku sukai ternyata tidakmemberiku apa-apa. sedangkan orang yang aku benci ternyata tidak mengambil apa-apa dariku. maka aku bertanya-tanya dalam hati, darimana datangnya kebencian itu? ternyata dari rasa iri-dengki.maka aku mencampakkan rasa iri-dengki sehingga aku bisa mencintai semua orang. maksudku, apapun hal yang aku tidak sukai untuk diriku sendiri, maka aku pun tidak menyukainya untuk semua orang. keenam, aku melihat setiap orang memiliki rumah dan tempat menetap. aku melihat tempat menetapku adalah kuburan (alam kubur). maka amal kebaikan apapun yang aku mampu lakukan, senantiasa aku lakukan untukdiriku demi memakmurkan kuburanku."

mutiara hikmah ramadhan

Senin, 20 Februari 2012

New Muslim Thailand Islam Convert อิสลาม มุสลิม ประเทศไทย เปลี่ยนศาสนา



copy  by eramuslim online streaming



Aktor Filipina: Dari Balik Jeruji Penjara, Mengenal Islam Hingga Mendirikan Madrasah




Senin, 19/12/2011 10:49 WIB | Arsip | Cetak


"Masa lalu adalah adalah masalah lalu. Saya bukan 'anak kecil' lagi. Saya sekarang adalah seorang 'lelaki', julukan 'Manusia Jahat' memang terasa tidak mengenakan, tapi itu bagian dari masa lalu saya," ujar Robinhood Fernando Carino Padilla, aktor asal Filipina yang pernah menjadi idola banyak orang di era tahun '90-an lewat film-film laga yang dibintanginya.






Lebih dikenal dengan nama Robin Padilla, masa lalu lelaki yang lahir dari keluarga pemeluk Kristen Protestan ini, memang kelam meski hidupnya sebagai aktor terkenal bergelimang kemewahan. Namun kemewahan dan popularitas itu yang menjerumuskannya ke dalam dunia malam yang penuh maksiat. Ia terperangkap dalam kehidupan para preman jalanan dan obat-obatan terlarang, sehingga membuat popularitasnya sempat menurun.

Aktor yang sempat dijuluki "The Bad Boy of Philippine Action Movies" karena perannya sebagai anggota gangster berdarah dingin dalam sejumlah film itu, harus berurusan dengan kepolisian Filipina karena sepak terjangnya yang sudah dikatagorikan kriminal. Pada tahun 1994, polisi Filipina menangkapnya dan Padilla dinyatakan bersalah atas dakwaan kepemilikan senjata api ilegal. Pengadilan memvonisnya 21 tahun penjara, tapi pada tahun 1998 ia dibebaskan.

Pengalaman selama mendekam di penjara itulah yang mengubah hidup Padilla. Ia berkenalan dengan Gene Gallopin, seorang muslim dan aktivis hak asasi manusia untuk masyarakat minoritas Muslim di Filipina. Robin mulai mengenal Islam dari diskusi-diskusi panjang tentang agama dengan Gallopin yang juga seorang mualaf, hingga Robin memutuskan untuk masuk Islam dan menggunakan nama islami Abdul Aziz.

Keislaman aktor Filipina kelahiran Manila, 23 November 1967 ini tidak banyak diungkap oleh media massa, sehingga banyak para penggemar Padilla yang terkejut begitu tahu aktor pujaan mereka ternyata sudah menjadi seorang muslim.








Tak lama setelah Padilla bersyahadat, istrinya bernama Liezl, juga masuk Islam. Pasangan mualaf yang dikaruniai lima anak itu pun, mulai menjalani kehidupan sebagai keluarga muslim. Padilla masih melanjutkan karirnya sebagai seorang aktor, tapi setelah menjadi seorang muslim, ia juga banyak melakukan kegiatan sosial keagamaan.

Aktivitasnya di bidang keagamaan itu, membuat Padilla berkali-kali diterpa pemberitaan miring. Ia bahkan dituding punya hubungan dengan kelompok Abu Sayyaf, kelompok muslim di Filipina yang diidentikan sebagai kelompok radikal dan teroris. Tapi bagi Padilla, pemberitaan miring itu merupakan tantangan tersendiri baginya dalam menjalani kehidupan sebagai muslim di negara yang mayoritas pendudukanya beragama Katolik.

Padilla juga membentuk sebuah lembaga advokasi untuk membantu masyarakat Muslim Filipina. Ia pernah ditunjuk sebagai duta Gerakan Pemberantasan Malaria oleh Departemen Kesehatan Filipina karena kiprah organisasi Padilla dalam menanggulangi wabah malaria di negeri itu.

Padilla juga berhasil mengumpulkan dana sebesar satu juta peso Fililpina dalam kegiataan penggalangan dana untuk membangun pemakaman Muslim di kota Norzagaray, provinsi Bulacan.

Mendirikan Madrasah


Di bidang pendidikan, Padilla mewakafkan lahan miliknya di Fairview Park, Quezon City untuk membangun lembaga pendidikan berupa madrasah bagi anak-anak muslim usia prasekolah.

“Para murid akan mendapatkan pelajaran membaca Al-Quran dari guru-guru yang terpilih. Mereka akan tinggal di asrama di lokasi yang sama, dibebaskan dari uang sekolah, buku-buku diberikan gratis, termasuk biaya asrama,” kata Padilla.

Idenya mendirikan madrasah muncul setelah ia mengunjungi kepulauan Basilan dan Jolo di selatan Filipina, yang merupakan bagian dari wilayah Mindanao, wilayah di Filipina yang mayoritas penduduknya Muslim.

"Dari kunjungan saya ke Mindanao, saya menemukan akar dari persoalan yang paling mendesak di sana. Minimnya pendidikan membuat anak-anak Muslim di sana terbelakang," ujar Padilla.

Di awal pendiriannya, cuma ada lima orang guru di sekolah itu, yang sudah menjalani pelatihan di sekolah Islam internasional di Turki. Padilla mengatakan, ia sebenarnya ingin mempekerjakan guru-guru lulusan universitas lokal, tapi biayanya ternyata lebih mahal.

"Ketika pengelola yayasan Fountain International School di Turki mendengar rencana kami mendirikan sekolah muslim di Manila, mereka menyatakan bersedia membantu memberikan pelatihan bagi tenaga guru secara gratis," ungkap Padilla.

Ditanya soal konflik berkepanjangan di Mindanao antara komunitas Muslim dan pemerintah Filipina, Padilla mengatakan, "Saya melihat solusi jangka pendek untuk menyelesaikan konflik di Mindanao, adalah penarikan pasukan militer Filipina dari wilayah itu. Sepanjang pasukan militer masih ada, tidak akan ada perdamaian di Mindanao," tukasnya

Republik Sengkarut dan Bom Informasi Penyudutan Islam


Kepedihan kembali menimpa bangsa ini. Rentetan peristiwa yang terjadi di Indonesia membuat hati kita semakin masgyul: Kesenjangan sosial yang melebar, mandulnya penegakan hukum, tingginya angka kriminalitas, sampai siaran televisi yang acap menyudutkan Islam.

Ini diiringi dengan musibah jatuhnya puluhan korban dalam rentetan kecelakaan. Pelaku korupsi yang masih bebas menggerogoti uang rakyat dan tidak adanya langkah kongkrit dari pemimpin negara. Hampir-hampir rakyat putus asa menjalani beban hidup di rezim saat ini. Sengkarut Republik ini juga dihantam badai korupsi yang menggila.

Mari simak: Dalam rentang delapan tahun, hutang negeri ini meningkat tajam. Tahun 2004 hutang Indonesia tercatat Rp 1.299,5 triliun. Tahun 2011 naik menjadi Rp 1.803,5 triliun, tahun 2012 diprediksi tembus di level RP 1.900 triliun! Logikanya, jika hutang kian besar seharusnya rakyat menjadi makmur. Tapi, apa yang terjadi?

Data yang dilansir Indonesia Corruption Watch, 05 Februari 2012, menyebut sepanjang tahun 2011 terjadi 436 kasus korupsi dengan jumlah tersangka 1.053 orang. Kebanyakan pelaku korupsi memiliki latar belakang PNS. Ironis!

Ironisnya lagi, besarnya hutang justru diimbangi naiknya angka kemiskinan di Tanah Air. Pemerintah memang mengklaim kemiskinan turun satu juta jiwa per Maret 2011. Faktanya, saat ini begitu mudah kita menemui si miskin. Bahkan, dalam tiga tahun terakhir Asian Development Bank (ADB) mencatat orang miskin di Indonesia bertambah 2,7 juta orang. Data ini dirilis 2011.

Menurut data itu, tahun 2008 angka kemiskinan di Indonesia mencapai 40,4 juta jiwa. Tahun 2010 melonjak 43,1 juta jiwa. Artinya, orang miskin di negeri ini jauh lebih banyak dibanding data yang diklaim pemerintah. Apalagi jika dihitung jumlah si miskin yang tidak terdata secara resmi.

Tak heran bila tahun 2010 Indonesia menjadi negara terkorup di Asia. Menurut ICW, semester I tahun 2010 korupsi meningkat 50 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Masih menurut data itu, korupsi kakap yang nilainya triliunan rupiah mandeg di kepolisian.

Di tengah hutang negara menumpuk, tingginya kemiskinan, penanganan korupsi yang buram; negeri ini juga dilanda krisis keadilan. Penegakan hukum kental nuansa tebang pilih. Apalagi Mahkamah Agung belum lama ini memvonis bersalah Nenek Rasminah.

Wanita renta itu dituding mencuri enam piring milik majikannya. Rasminah divonis empat bulan 10 hari. Padahal, sebelumnya Pengadilan Negeri Tangerang memvonis bebas. Simak juga kasus Nenek Minah. Tahun 2009 ia divonis satu bulan 15 hari lantaran mencuri tiga buah kakao yang hanya senilai Rp2.100.

Lalu, pencurian sandal yang dituduhkan pada seorang pelajar. Ia divonis bersalah meski dikembalikan ke orangtuanya. Kasus-kasus ini menggegerkan publik, termasuk ketidakadilan lain yang menimpa masyarakat kelas bawah.

Jauh berbeda dengan kasus Century, Lapindo, Rekening Gendut Polisi, dan kasus kakap lainnya; yang sampai saat ini belum ditindaklanjuti secara serius. Penegakan hukum juga kental membela para “teroris koruptor” yang divonis ringan, lalu mendapat remisi dan bebas. Ada pula yang langsung divonis tidak bersalah atau justru belum tersentuh hukum.

Begitu pula dengan kasus yang mendera pejabat partai penguasa. Angelina Sondakh, Wakil Sekjen Partai Demokrat yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara wisma atlet, tapi tak sampai dua pekan dari penetapannya itu, ia malah ingin dirotasi di Komisi III (Hukum) yang bersentuhan langsung dengan KPK. Lalu, ada rencana dipindah lagi ke Komisi VIII (Agama). Sungguh, hal ini telah melecehkan akal sehat dan hati rakyat.

Di antara sekngkarut kondisi bangsa, pemerintah justru menghambur uang rakyat. Sebut saja, biaya renovasi istana yang menelan Rp 22,5 miliar. Bahkan dana pembangunan, pengembangan, renovasi serta bangunan dan barang milik negara di lingkungan Sekretariat Presiden dan Kemensetneg pada tahun anggaran 2012 mencapai 72, 852 miliar. Pemerintah juga membeli pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet seharga Rp526 miliar.

Ironinya, DPR yang seharusnya mengawasi pemerintah seolah tak mau kalah. DPR ikut melakukan pemborosan yang sulit dinalar logika. Misalnya, renovasi toilet sebesar Rp 2 miliar, pembelian mesin fotocopy seharga Rp 4 miliar, pembelian Toyota Camry seharga Rp 470 juta, pembangunan lapangan futsal di rumah Jabatan DPR Kalibata Rp 2 miliar, pembangunan ruang Banggar DPR sebesar Rp 20 miliar; meski furniture impor diganti dengan lokal.

Ditambah masih mengeluhkan urusan snack yang disediakan dalam rapat sidang DPR; padahal bukankah urusan negeri masih setumpuk? Mereka juga membiarkan anggotanya yang terganjal hukum tetap aktif bekerja.

Di lain pihak, anggaran DKI Rp 36 triliun setahun, tidak banyak merubah kondisi curat marut kemacetan dan perbaikan Ibu Kota. Uang-uang rakyat yang diperas dari hasil keringat masyarakat, hasilnya tak banyak dinikmati rakyat. Miris.

Berselancar Di Atas Kejahatan Informasi

Masih banyak lagi rentetan fakta menyayat hati. Semua kepedihan ini masih dihujam dengan siaran televisi yang tidak mendidik. Tetap menyiarkan sinetron, menggunjing melalui tayangan gosip, mengajak hidup konsumtif, dibuai untuk mencapai kesuksesan dengan instan melalui reality show, dan lainnya.

Apalagi, siaran-siaran dewasa yang dominan di TV turut disaksikan anak usia sekolah. Ini meracuni. Masyarakat Indonesia seolah diajak berselancar di atas kejahatan informasi. Dipaksa menelan informasi demi informasi yang jauh dari nilai edukasi. Patut kah negara berpenduduk mayoritas Islam melegalkan siaran itu? Kapitalisme mengoyak hati umat.

Dalam sebuah wawancara dengan Sutradara senior Chaerul Umam, ia mengungkapkan; “Film dan sinetron lebih memprioritaskan keuntungan finansial dibanding bertanggung jawab terhadap moral bangsa.” Apakah ini tak jahat? Apakah umat tidak disakiti?

Perasaan umat kian disakiti dengan informasi media massa yang kembali menyudutkan Islam dalam konteks tragedi FPI: Bagaimana mungkin anggota FPI yang didzalimi di Kalteng, diancam dibunuh, pesawat yang ditumpangi diancam dibakar, tapi justru FPI diminta bubar?

Bagaimana mungkin, media massa yang menjunjung tinggi nilai proposionalitas dalam pemberitaan tapi sangat tendensius dalam pengkonstruksian berita ihwal FPI? Bagaimana mungkin, kelompok yang menjual-jual nama Dayak dengan menerobos apron bandara sambil mengacung-acungi senjata tajam tidak diproses secara hukum?

Padahal, bisa jadi, ini satu-satunya fenomena di dunia dimana bandara bisa diterobos massa. Bukankah ini bisa membuat citra buruk Indonesia? Bukankah aksi itu bisa mengancam dicabutnya sertifikasi penerbangan? Kenapa media massa tidak menyorotnya?

Apalagi kelompok penyerang itu juga membakar tenda Maulid, merusak rumah tokoh Islam di Kalteng. Apa ini yang disebut kearifan lokal? Apakah aksi itu bukan tindak kekerasan? Dimana keadilan?

Ketika Logika Sudah Terjungkal

SBY dalam peringatan Maulid mengajak bangsa ini untuk meneladani sikap Rasulullah. Seorang pemimpin mengajak kebaikan pada rakyatnya tapi tindakannya jauh dari apa yang dianjurkan. Alih-alih mengikuti sikap Rasul, mensejahterakan rakyat dan membela Islam yang mayoritas; ia sendiri masih kerepotan mengurus partainya.

Jika memimpin partai tak sanggup, bagaimana memimpin ratusan juta rakyat. Jika mengajak meneladani Rasul, mengapa kaum Liberal yang jelas menodai Islam masih dipelihara, kenapa pula korupsi tetap menggurita. Di lain pihak, FPI yang mencoba menyelamatkan generasi bangsa dari perusak moral diminta instrospeksi diri.

Katakanlah FPI memang merusak kaca dan bangunan, tapi JIL merusak akidah dan moral melalui kebebasan yang diusungnya. Sedangkan koruptor merusak peradaban. Lebih bahaya mana? Lantas, kenapa pula siaran yang membodohi masyarakat melalui sinetron dkk tidak diberhentikan? Entah bagaimana logika berpikir penguasa.

Pada saat besamaan, media tetap menyoroti kekurangan FPI dan tak pernah mempublish kegiatan positif FPI. Ketimpangan informasi berita FPI juga tidak dibarengi porsi pemberitaan kekerasan yang dilakukan kelompok di luar FPI; gerakan sparatis, perusuh di Ambon, misalnya.

Toh, yang dilakukan FPI dipicu karena tidak adanya langkah nyata dari pemerintah untuk memberangus kemaksiatan. Berbeda dengan motif dan tujuan sparatis atau perusuh Ambon. Parahnya, kini umat Muslim diberi label baru: Pihak yang mendukung FPI = pecinta kekerasan. Betapa tersayatnya hati umat. Padahal sikap tegas beda dengan kekerasan.

Sulit menggambarkan kesedihan tentang sengkarut Republik ini, juga tentang apa yang menimpa umat Muslimnya dari waktu ke waktu, termasuk kesedihan karena seringnya ketidak sesuaian penguasa antara ucapan dan sikapnya. Masih ingat retorika pemberantasan korupsi?

Empat Langkah Penyelamatan Umat

Sebagai penutup, umat perlu melakukan tindakan nyata. Mungkin, umat Muslim bisa melakukan empat langkah antisipasi untuk membendung bom informasi penyudutan Islam dan menyelamatkan moral generasi. Langkah ini kiranya mendesak untuk direalisasikan.

Pertama, merangkul seluruh elemen Muslim di Indonesia untuk bersatu sambil terus mengkampanyekan stop menonton televisi, minimal menguranginya.

Kedua, umat Muslim yang memiliki power –finansial, pengaruh, massa- memotori membuka donasi untuk kebutuhan mendirikan siaran televisi Islam berskala nasional sembari menyatukan media Islam yang ada.

Langkah kedua ini bisa dimulai dengan Gerakan Infaq Massal Media. Mengumpulkan uang umat dari: Infaq di masjid setiap Jumat, melalui infaq kelompok para pendakwah, para jamaah majlis Habib dan ulama, lembaga Islam, dan sebagainya. Tahan dulu membangun masjid megah yang sudah teramat banyak. Hal mendasar, harus dipilih pengelola pembuatan TV Islam (bukan TV kabel) yang amanah dan dieksekusi dengan perencanaan matang serta sistematis.

Ketiga, guru-guru di sekolah Islam terus memberi pengetahuan pada siswanya untuk menghindari televisi dan selalu mendoktrin pentingnya memilah informasi di media.

Keempat, para aktivis dakwah lebih menggencarkan aksinya melalui dakwah bil qalam: Secara sederhana, membuat tulisan-tulisan Islami yang difoto copy atau mencetak Buletin Dakwah. Lalu disebar ke masjid, rumah-rumah, kampus, sekolah; tempat strategis lain.
Ini dilakukan di banyak titik dengan membuat lembar Islami komunitas. Secara lebih rumit tapi terlihat lebih rancak; perbanyak Media Islam Komunitas dan berusaha mengelolanya seprofesional mungkin serta amanah. Mungkin kah langkah ini dilakukan? Mungkin saja.

Saya membayangkan, setiap pengusaha Muslim bersedia membuat satu media Islam. Tak perlu muluk mendirikan media besar, awali saja membuat Media Komunitas Islami. Jika ada 100 pengusaha mau mendirikan media dakwah komunitas, maka ada 100 media serupa. Indah sekali. Barangkali, kelak bisa mengalahkan media mainstream. Lalu, membom balik informasi sampah!

Ayo kita coba lakukan aksi nyata untuk kemaslahatan umat; meski dengan peran yang hanya secuil. Mari berdoa: Ya Rahman, percepatlah campur tangan Mu. Mudahkanlah yang sulit bagi kami. Hilangkan dengki di antara kami. Kokohkanlah persaudaraan ini. Curahkanlah semangat dan kekuatan kami. Tetapkanlah hati kami untuk berusaha membela dan meninggikan Islam. Cukup Engkau penolong kami dan hanya Engkaulah sebaik-baik penolong kami. Amin.








Copy eramuslim online
dari Rudi Agung/ Rap aL Ghifari. Direktur Pemberitaan Tabloid Suara Duren Sawit, penulis sejumlah buku antologi, pebisnis

Rabu, 18 Januari 2012

Merah Putih Negri Benalu

Ketika pohon tumbuh, berkembang hingga besar. Kemudian berbuah dan menghasilkan pasti tentunya karena perawatan yang baik. Tapi sebaliknya jika pohon itu kita biarkan saja meski banyak benalu ,ataupun serangga yang menggerogoti pohon itu pasti akan layu dan tumbang.


Seperti halnya di negri Ini INDONESIAKU YANG PENUH DENGAN BENALU.
Yang mayoritas penduduknya beragama ISLAM, banyak para pejabat yang melakukan korupsi, tetapi masih saja banyak yang belum tersentuh oleh kpk. Ini karena Pemerintah sibuk melindungi kepentingan pengusaha tanpa peduli harus mengorbankan nasib rakyat. Jadilah nasib Indonesia sekarang dikuasai perselingkuhan mesra penguasa dan elit kapitalis.
Buruknya advokasi pemerintah terhadap rakyat juga tercermin dari data Lembaga Survey Indonesia (LIS) sepanjang Desember 2011. Dalam survei LSI terhadap 1.220 koresponden pria dan wanita berusia 17 tahun atau lebih, ditemukan bahwa sekitar 42,4 persen koresponden menilai kondisi penegakan hukum nasional buruk atau sangat buruk. Hanya sekitar 32,6 persen yang mengatakan baik atau baik sekali.
Hasil survei adalah gambaran statistik atas realitas keterpurukan yang terjadi.
Seringnya para pembantu SBY melakukanpolitik pencitraan untuk menutupi kasus-kasus yang melanda negeri ini dan kasus korupsi yang melibatkan partai SBY tersebut dengan dalih pemberantasan korupsi.


(Hadithbukhari)
... Imam (kepala Negara ) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suamidalamkeluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang ...

Akibat kebijakan tidak pro rakyat, banyak rakyat merasakan kehadiran negara tidak diperlukan. Mereka merasakan kepentingan yang dititipkan kepada politisi gagal dijalankan. Dampaknya, Muncul aksi tokoh lintas agama yang melabeli rezim SBY sebagai pembohong beberapa waktu lalu.
Awal tahun 2012 juga berkembang aksi massa dengan eskalasi massif dari kalangan mahasiswa, buruh, tani dan nelayan.
Inilah kenyataan di negri merah putih yang banyak benalunya.

Pemimpin suatu kaum adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na'im)

Senin, 09 Januari 2012

Saat Tiada Lagi Harapan

Kepedihan jiwa yang sangat dalam adalah saat tiada lagi harapan,


Apa mimpi, harapan dan obsesi Anda dalam hidup ini ?


orang sukses karena dalam dirinya tertanam mimpi, obsesi, dan harapan.


Kisah yang paling abadi sepanjang zaman dan telah menjadi inspirasi milyaran orang adalah keberhasilan rasulullah mengeluarkan manusia dari kehidupan jahiliyah kepada kehidupan yang bermartabat dalam bingkai cahaya Islam.
Di mana agama islam mengajarkan dalam Alqur'an

“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang orang yang sesat”(QS. Al-Hijr : 56)

Dengan melihat peluang dan harapan besar untuk menciptakan masa depan kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik dan bernilai, ada peluang beribadah, peluang bertaubat, peluang beramal soleh, memperbaharui keikhlasan, mendaya gunakan kebaikan dan meminimalisir keburukan. Peluang dan harapanlah yang membuat hidupnya lebih bergairah.

Berfikir ke akhir sangat penting agar mengetahui gambaran ideal yang akan dibangun. Segala motivasi, keinginan, pemikiran, kemauan, tindakan teroptimalkan mengarah pada gambaran ideal tersebut.
Berfikir ke akhir selalu dimunculkan dalam berbagai ayat dalam surat-surat di al-Qur'an, Zikir dan doa, berupa gambaran fenomena kematian, hari akhir, surga, neraka, dan keridhaan Allah agar membangunkan kesadaran, memelihara kesadaran, menanamkannya dalam jiwa dan pikiran manusia sehingga memenuhi pikiran alam sadar dan pikiran diluar sadar manusia. Dengan cara inilah lintasan niat dan perasaan manusia terdorong menuju kebaikan. Inilah asal muasalnya sebuah kebaikan yang terus ditumbuhkan dalam Islam.


Bermimpilah sahabat, kemudian wujudkan mimpi itu dengan usaha dan kerja keras. Mimpi kita hari ini adalah kenyataan hari esok Milikilah obsesi setinggi langit, realisasikan dengan doa dan ikhtiar. Berharaplah karena harapan adalah masa depan. Masa depan kita ada di tangan kita sendiri. Jangan berputus asa terhadap apapun beban hidup dan hal-hal yang belum kita raih.





DHUWUR WEKASANE, ENDHEK WIWITANE
Akhirnya Mulia, yang semula sederhana.