Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
pendjadjahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
perikeadilan.
Dan perdjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakjat Indonesia kedepan pintu-gerbang
Negara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan-luhur,
supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia jang melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia, dan untuk memadjukan
kesedjahteraan umum, mentjerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, jang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia jang berkedaulatan Rakjat,
dengan berdasar kepada: keTuhanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi
pemeluk-pemeluknja; menurut dan kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat-kebidjaksanaan dalam permusjarawaratan perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia.
Djakarta,22-6-2605
Ir.Sukarno
Drs.MohammadHatta
Mr.A.A.Maramis
AbikusnoTjokrosujoso
Abdulkahar Muzakir
H.A.Salim
M rAchmad Subardjo
Wachid Hasjim
Mr Muhammad Yamin
Inilah negeri mayoritas Muslim yang kemerdekaannya mereka perjuangkan, tapi setelah merdeka, umat mayoritas ini dikadalin dan ditipu, sehingga sistem Islam tidak berlaku, dan yang memimpinnya pun bukan dari kalangan Islam. Kasus penghapusan tujuh kata dari Piagam Jakarta, menunjukkan sejak awal, sudah ada tirani minoritas di republik ini. Aha…minoritas menindas mayoritas. Mayoritas mengalah pada minoritas!
Mr Sjafroeddin Prawiranegara, Presiden Darurat RI di Bukittinggi, salah seorang tokoh Islam yang dipenjarakan Soekarno
Mayoritas yang tak berdaya. Maka, setelah proklamasi 17 Agustus pun, wajar saja, negeri ini tidak benar-benar merdeka. Pihak asing tetap mengangkangi negeri ini. Kekayaan alam tetap dikuasai asing. Jadi, meski memiliki aset dan kekayaan alam yang melimpah, sebagian besar rakyatnya tetap miskin. Meski penjajahansecara fisik dari pihak asing sudah berlalu, tapi politik, ekonomi, pendidikan, budaya, dan sebagainya tetap dijajah.
Keterlibatan pihak asing untuk memilih pemimpin negeri ini sulit dipungkiri. Tak boleh pemimpin Islam yang sebenarnya naik panggung memimpin negeri ini. Sebagian besar atau 90% lebih aset dan kekayaan alam negeri ini dikuasai pihak asing. Padahal dalam konstitusinya jelas-jelas disebut semua kekayaan alam negara ini dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pendidikan untuk rakyat hanya slogan kosong. Yang bisa sekolah dan menikmati pendidikan sampai jenjang tinggi tetap yang punya duit.
Begitu pula dengan budaya sudah lama disusupi dan dikendalikanpihak asing. Media, khususnya televisi punya andil besar dalam mengubah perilaku umatIslam menjadi berkelakuan jahiliyah.
Jadi, meski secara fisik sang penjajah tak ada di sini, tapi semua aspek kehidupan mereka kuasai dan kendalikan. Bisa dibilang proklamasi 17 Agustus hanyalah secarik kertas yang dibacakan Soekarno untuk menyatakan tak ada lagi penjajahan fisik. Anehnya, teks proklamasi yang sesungguhnya terdapat dalam Piagam Jakarta, tak dibacakan Soekarno, tapi malah dibuat lagi teks proklamasi yang ada coret-coretannya. Padahal sudah disiapkan teks proklamasi dalam Piagam Jakarta. Tampaksekali persekongkolan jahatnya. Ingin menafikan unsur PiagamJakarta dalam proklamasi kemerdekaan. banyak rakyat yang menderita lantaran tak bisa menikmati proklamasi yang dibacakan Soekarno itu, lantaran ulah para pengkhianat yang berkolaborasi dengan pihak asing untuk merampok ekonomi dan kekayaan alam negeri ini ?
Jadi, merdeka apanya? Mana 'janji manis' Soekarno dalam waktu 6bulan akan memberlakukan sistem Islam di republik ini? Mereka takkan memenuhi janji-janji palsu itu, lantaran jika sistem Islam yang berlaku, mereka tak dapat lagi mengangkangi negeri ini. Rakyat akan benar-benar merdeka!
Sebagian kalangan Islam, lantaran merasa dikadalin setelah tahu Islam tidak menjadi sistem bernegara dan bermasyarakat, maka mereka pun mengadakan perlawanan. Janji soekarno kepada tokoh-tokoh Masyumi kala itu dan air mata buaya Soekarno di depan Tengku Daoed Beureueh untuk memberlakukan sistem Islam 6 bulan ke depan pasca kemerdekaan adalah janji palsu yang membuat kalangan Islam menjadi berang !
Lantas, bagaimana"nasib janji manis Soekarno" dalam waktu enam bulan pasca kemerdekaan yang akan memberlakukan sistem Islam atau Piagam Jakarta yang memuat tujuh kata itu ?
Mana janji manis soekarno
( BOHONG BESAR ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar